LoginDaftar

Liputan Binongko

⚒️ Kepulauan Binongko: Warisan Pandai Besi yang Tak Lekang oleh Waktu

Tanggal: 2025-09-30T14:03:57.308Z | 338x dilihat
⚒️ Kepulauan Binongko: Warisan Pandai Besi yang Tak Lekang oleh Waktu

Kepulauan Binongko, 30 September 2025 – Kepulauan Binongko, yang terletak di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, dikenal luas dengan julukan uniknya, “Kepulauan Pandai Besi.” Julukan ini bukan tanpa alasan. Sejak ratusan tahun lalu, masyarakat Binongko dikenal memiliki keahlian turun-temurun dalam mengolah besi menjadi berbagai alat tajam seperti parang, pisau, cangkul, dan peralatan rumah tangga lainnya.

---

🔥 Keterampilan Turun-Temurun dari Leluhur

Kegiatan pandai besi di Binongko telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat. Setiap keluarga biasanya memiliki pandai besi sendiri atau bekerja sama dengan pengrajin lokal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun perdagangan.

Di masa lalu, pekerjaan ini dilakukan dengan cara sangat tradisional — menggunakan bara api dari arang kayu, palu manual, dan alat sederhana. Namun, hasilnya tetap kuat, tajam, dan berkualitas tinggi. Hingga kini, teknik tempa tradisional itu masih bertahan, menjadi bukti ketekunan dan kecintaan masyarakat terhadap warisan leluhur mereka.

Menurut salah seorang tokoh masyarakat,

> “Kami di Binongko terbiasa membuat sendiri peralatan yang kami butuhkan. Selain berguna untuk kehidupan sehari-hari, keahlian ini juga menjadi ciri khas budaya kami yang patut dilestarikan,” ujarnya sambil menunjukkan parang hasil buatannya.

---

⚙️ Pandai Besi sebagai Identitas dan Sumber Ekonomi

Profesi pandai besi bukan hanya sekadar keterampilan, tetapi juga identitas sosial yang melekat kuat di hati masyarakat Binongko. Di setiap desa, suara dentuman palu yang menghantam besi panas menjadi musik khas yang menandakan semangat kerja keras warganya.

Selain digunakan untuk kebutuhan pribadi, hasil karya pandai besi Binongko kini juga banyak dijual ke luar daerah, termasuk ke Wangi-Wangi, Bau-Bau, dan Kendari. Banyak perantau asal Binongko yang masih melanjutkan profesi ini di kota lain, menjaga agar tradisi menempa besi tidak punah di tengah modernisasi.

Aktivitas ini juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat. Dengan semakin dikenalnya produk lokal seperti parang Binongko, beberapa pengrajin bahkan mulai menjual hasil karya mereka secara daring melalui media sosial dan marketplace.

---

🧭 Daya Tarik Wisata Budaya

Julukan “Kepulauan Pandai Besi” kini bukan hanya simbol keterampilan, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya yang menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara. Pengunjung yang datang ke Binongko dapat melihat langsung proses pembuatan parang tradisional — mulai dari pembakaran, penempaan, hingga pengasahan.

Banyak wisatawan yang kagum dengan ketelitian dan kekuatan fisik yang dibutuhkan dalam proses pembuatan alat tajam ini. Tidak sedikit juga yang membawa pulang parang atau pisau buatan lokal sebagai oleh-oleh khas Binongko.

Pemerintah daerah Wakatobi bersama masyarakat setempat juga mulai mendorong pengembangan wisata edukatif di desa-desa pandai besi. Program pelatihan dan pameran budaya sering digelar untuk memperkenalkan tradisi ini ke generasi muda dan memperkuat posisi Binongko sebagai pusat seni tempa di Indonesia Timur.

---

🌅 Warisan yang Harus Dijaga

Dengan keahlian yang unik dan bernilai tinggi, masyarakat Binongko berharap keterampilan pandai besi mereka dapat dikenal lebih luas dan diakui sebagai bagian dari warisan budaya nasional.

> “Besi boleh keras, tapi semangat orang Binongko lebih kuat,” ungkap salah satu pengrajin muda yang kini mulai mengajarkan teknik menempa kepada anak-anak sekolah di desanya.

Dari dentuman palu yang berirama hingga percikan api yang menyala di bengkel-bengkel kecil, setiap tempa besi di Binongko adalah cerita tentang keteguhan, ketelitian, dan kebanggaan akan jati diri.

Kepulauan Binongko bukan sekadar gugusan batu karang di ujung Wakatobi — tetapi juga tempat lahirnya tradisi kerja keras dan kreativitas yang mengakar kuat dalam sejarah Indonesia Timur.

---

Berita Populer

Berita Lainnya